Saturday, 18 June 2011

PERTEMUAN 2 LAUT &SUNGAI DI BAWAH LAUT ~lin~

Cerita di bawah telah membuktikan Kebesaran Allah SWT.
Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah..!!! renung-renungkanlah........
Sebuah artikel berjudul " Misteri Sungai di Bawah Laut Mexico yang dilansir VIVAnews.com baru-baru ini (bahkan sempat disiarkan di beberapa stasiun televisi nasional), bahwa seorang penyelam, Anatoly Beloshchin, mengambil gambar 'sungai di dalam laut' dari kedalaman 60 meter perairan Cenote Angelita, Mexico. Beliau mengatakan, "di kedalaman lebih dari 30 meter tim penyelam menemukan air tawar di tengah kolom air laut. Kondisi itu berubah dan penyelam kembali menemukan air laut mulai melewati kedalaman 60 meter.
Beberapa meter dari lokasi itu akan ditemukan sebuah gua. Di bagian bawah dekat gua itu tim penyelam menemukan sebuah sungai lengkap dengan pohon dan dedaunan yang mengapung di kolom air itu.

Ternyata lokasi itu bukanlah sungai seperti yang terlihat di daratan. Tetapi, suasana itu memang mirip sungai lengkap dengan lapisan seperti air yang berwarna agak kecoklatan. Tapi tunggu dulu, warna kecoklatan itu bukanlah berasal dari air tawar. Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfida. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran.

Secara keseluruhan, tim penyelam menemukan itu adalah kondisi yang sangat mengejutkan dan menakjubkan untuk dipandang.

"Di kedalaman 60 meter saya menemukan kembali air laut. Saya melihat sebuah sungai, pulau, lengkap dengan daun yang berguguran. Tapi sungai yang kami lihat adalah lapisan dari gas hidrogen sulfida," kata Anatoly.

Gambar: Pertemuan dua laut
Ilmu pengetahuan modern menyatakan bahwa ada pertemuan air laut dari dua lokasi yang berbeda, yang satu dari laut lain sedangkan satunya lagi dari laut yang lain lagi. Kedua air laut tersebut bertemu di suatu tempat. Seandainya masing-masing dari dua air laut tersebut memiliki salinitas (kadar garam) yang berbeda atau temperatur yang berbeda, apakah keduanya akan bercampur ketika bertemu di satu tempat sehingga keadaan awal dari masing-masing (salinitas maupun temperature) berubah menjadi satu keadaan salinitas dan temperature yang baru?

Al-Quran menjawab dengan pasti, bahwa salinitas maupun suhu awal dari masing-masing air laut tersebut tetap dipertahankan dan tidak saling mempengaruhi, walaupun kedua air laut tersebut bertemu di satu tempat, dengan kata lain tidak terjadi percampuran! Bagaimana ilmu pengetahuan & tehnologi menanggapi penegasan Al Quran tersebut? Mendukungkah (membenarkan) atau menyalahkan? Ternyata bukti ilmiah (empiric) membuktikan fakta tentang adanya kebenaran yang ditegaskan oleh Al-Quran tersebut.

Gambar: Monumen pertemuan samudra India dengan Atlantik
Penelitian modern di masa sekarang menemukan adanya gejala yaitu bahwa ada batas di antara dua air laut yang bertemu di satu tempat, sehingga masing-masing air laut tersebut tetap memiliki (mempertahankan) temperature, salinitas (kadar garam) maupun densitas (kekentalan) yang berbeda. Dengan makna yang setara yaitu keadaan air laut yang satu dengan lainnya tidak saling mempengaruhi, walaupun keduanya bertemu di satu tempat, karena adanya batas di antara pertemuan dari dua air laut tersebut.
“Modern Science has discovered that in the places where two different seas meet, there is a barrier between them. This barrier divides the two seas so that each sea has its own temperature, salinity and density” (sumber: Principles of Oceanography, Davis, Page: 92 – 93)


Penegasan Al Quran dan pembuktian ilmiah ini dapat ditemukan yaitu pada peristiwa air laut dari Mediterranean yang masuk ke wilayah perairan laut Atlantik sampai ke kedalaman sekitar 1000 meter dari permukaan laut. Ternyata derajat kehangatan (suhu) sekitar 11,5 maupun kadar garam sekitar di atas 36,5% dari air laut Mediterranean yang telah berada di kedalaman air laut Atlantik, tetap tidak terpengaruh oleh suhu maupun salinitas (kadar garam) dari air laut Atlantik yang mengelilinginya. Dimana air laut Atlantik di kedalaman sekitar 1000 meter yang mengelilingi air laut (yang tadinya berasal dari) Mediterranean juga memiliki suhu dan salinitas (kadar garam)-nya sendiri yang berbeda, yaitu bersuhu sekitar 10,0 dan dengan salinitas sebesar di bawah 36,0%, berbeda dengan air laut Mediterranean yang dikelilinginya. Padahal kedua air laut tersebut (air laut Mediterranean dan air laut Atlantik) bertemu di satu tempat di kedalaman sektiar 1000 meter, tetapi keadaan masing-masing kedua air laut tersebut tidak saling mempengaruhi. Ini terjadi karena ada batas yang memisahkan di antara pertemuan dua air laut tersebut.
“Modern Science has discovered that in estuaries, where fresh (sweet) and salt water meet, the situation is somewhat different from what is found in places where two seas meet. It has been discovered that what distinguishes fresh water from salt water in estuaries is a “pycnocline zone with a marked density discontinuity separating the two layers.” (sumber: Oceanography, Gross, Page – 242)


Semua ini adalah bukti keajaiban Al Quran dalam menegaskan adanya batas di antara pertemuan dua air laut yang membuat masing-masing keadaan dari kedua air laut yang bertemu di satu tempat tersebut tetap dipertahankan. Perlu diketahui bahwa untuk melakukan penyelidikan ke bawah laut tidaklah semudah seperti kalau anda akan berenang di kolam. Ada banyak rintangan mulai dari tekanan air dan persediaan udara untuk menyokong kehidupan penyelam. Juga tidak semudah masuk begitu pula untuk keluarnya, karena selain masuk menuju kedalaman lautan butuh persiapan yang baik, maka demikian pula untuk keluar menuju permukaan laut membutuhkan pengetahuan yang tidak asal-asalan. Kalau anda mencoba menyelam ke kedalaman lautan apalagi untuk waktu cukup lama, dan menuju permukaan secara langsung tanpa perlahan setahap demi setahap, maka boleh jadi anda akan terserang pingsan, karena perbedaan tekanan yang begitu cepat akan mengagetkan jaringan tubuh. Untuk semua bentuk persiapan ini adalah hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia di masa kehidupan Rasulullah.

Namun penegasan Al Quran tentang adanya batas di antara kedua lautan ini diakui kebenarannya di masa jauh ke depan melampaui masa kehidupan Muhammad Saw yaitu setelah kemajuan ilmu pengetahuan & tehnologi modern tercapai. (Sumber: Seremonia.net)

Pakar Kelautan Eropa Masuk Islam


Baca: Sungai di Bawah Laut

Jika anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan…”

Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang
silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Shadaqallahu Al`Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”

Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.

Namun pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, namun nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah s.w.t.
(Sumber: Abukhonsa.multiply.com)

Gambar: Pertemuan dua laut
Ilmu pengetahuan modern menyatakan bahwa ada pertemuan air laut dari dua lokasi yang berbeda, yang satu dari laut lain sedangkan satunya lagi dari laut yang lain lagi. Kedua air laut tersebut bertemu di suatu tempat. Seandainya masing-masing dari dua air laut tersebut memiliki salinitas (kadar garam) yang berbeda atau temperatur yang berbeda, apakah keduanya akan bercampur ketika bertemu di satu tempat sehingga keadaan awal dari masing-masing (salinitas maupun temperature) berubah menjadi satu keadaan salinitas dan temperature yang baru?

Al-Quran menjawab dengan pasti, bahwa salinitas maupun suhu awal dari masing-masing air laut tersebut tetap dipertahankan dan tidak saling mempengaruhi, walaupun kedua air laut tersebut bertemu di satu tempat, dengan kata lain tidak terjadi percampuran! Bagaimana ilmu pengetahuan & tehnologi menanggapi penegasan Al Quran tersebut? Mendukungkah (membenarkan) atau menyalahkan? Ternyata bukti ilmiah (empiric) membuktikan fakta tentang adanya kebenaran yang ditegaskan oleh Al-Quran tersebut.

Gambar: Monumen pertemuan samudra India dengan Atlantik
Penelitian modern di masa sekarang menemukan adanya gejala yaitu bahwa ada batas di antara dua air laut yang bertemu di satu tempat, sehingga masing-masing air laut tersebut tetap memiliki (mempertahankan) temperature, salinitas (kadar garam) maupun densitas (kekentalan) yang berbeda. Dengan makna yang setara yaitu keadaan air laut yang satu dengan lainnya tidak saling mempengaruhi, walaupun keduanya bertemu di satu tempat, karena adanya batas di antara pertemuan dari dua air laut tersebut.
“Modern Science has discovered that in the places where two different seas meet, there is a barrier between them. This barrier divides the two seas so that each sea has its own temperature, salinity and density” (sumber: Principles of Oceanography, Davis, Page: 92 – 93)


Penegasan Al Quran dan pembuktian ilmiah ini dapat ditemukan yaitu pada peristiwa air laut dari Mediterranean yang masuk ke wilayah perairan laut Atlantik sampai ke kedalaman sekitar 1000 meter dari permukaan laut. Ternyata derajat kehangatan (suhu) sekitar 11,5 maupun kadar garam sekitar di atas 36,5% dari air laut Mediterranean yang telah berada di kedalaman air laut Atlantik, tetap tidak terpengaruh oleh suhu maupun salinitas (kadar garam) dari air laut Atlantik yang mengelilinginya. Dimana air laut Atlantik di kedalaman sekitar 1000 meter yang mengelilingi air laut (yang tadinya berasal dari) Mediterranean juga memiliki suhu dan salinitas (kadar garam)-nya sendiri yang berbeda, yaitu bersuhu sekitar 10,0 dan dengan salinitas sebesar di bawah 36,0%, berbeda dengan air laut Mediterranean yang dikelilinginya. Padahal kedua air laut tersebut (air laut Mediterranean dan air laut Atlantik) bertemu di satu tempat di kedalaman sektiar 1000 meter, tetapi keadaan masing-masing kedua air laut tersebut tidak saling mempengaruhi. Ini terjadi karena ada batas yang memisahkan di antara pertemuan dua air laut tersebut.
“Modern Science has discovered that in estuaries, where fresh (sweet) and salt water meet, the situation is somewhat different from what is found in places where two seas meet. It has been discovered that what distinguishes fresh water from salt water in estuaries is a “pycnocline zone with a marked density discontinuity separating the two layers.” (sumber: Oceanography, Gross, Page – 242)


Semua ini adalah bukti keajaiban Al Quran dalam menegaskan adanya batas di antara pertemuan dua air laut yang membuat masing-masing keadaan dari kedua air laut yang bertemu di satu tempat tersebut tetap dipertahankan. Perlu diketahui bahwa untuk melakukan penyelidikan ke bawah laut tidaklah semudah seperti kalau anda akan berenang di kolam. Ada banyak rintangan mulai dari tekanan air dan persediaan udara untuk menyokong kehidupan penyelam. Juga tidak semudah masuk begitu pula untuk keluarnya, karena selain masuk menuju kedalaman lautan butuh persiapan yang baik, maka demikian pula untuk keluar menuju permukaan laut membutuhkan pengetahuan yang tidak asal-asalan. Kalau anda mencoba menyelam ke kedalaman lautan apalagi untuk waktu cukup lama, dan menuju permukaan secara langsung tanpa perlahan setahap demi setahap, maka boleh jadi anda akan terserang pingsan, karena perbedaan tekanan yang begitu cepat akan mengagetkan jaringan tubuh. Untuk semua bentuk persiapan ini adalah hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia di masa kehidupan Rasulullah.

Namun penegasan Al Quran tentang adanya batas di antara kedua lautan ini diakui kebenarannya di masa jauh ke depan melampaui masa kehidupan Muhammad Saw yaitu setelah kemajuan ilmu pengetahuan & tehnologi modern tercapai. (Sumber: Seremonia.net)

Pakar Kelautan Eropa Masuk Islam


Baca: Sungai di Bawah Laut

Jika anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan…”

Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang
silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Shadaqallahu Al`Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”

Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.

Namun pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, namun nampak seperti sungai… luar biasa bukan?
(Sumber: Abukhonsa.multiply.com)

No comments:

Post a Comment