Friday 17 June 2011

Kisah Bulan, Bintang dan Matahari-asma-

by: alhaddad

KENAPA bulan dan matahari tak dapat bertemu…Sedangkan BULAN dan
BINTANG sahabat sejati???
“Cahaya bulan tidak pernah meramal, itu janji yang dipegangnya. Ia
juga tidak pernah mengingatkan atau memberi awas-awas. Ia hanya
menerima sinar matahari yang kemudian dipantulkannya ke bumi: kilau-
kemilau” –Nur Rohayati Nengsih-
Suatu hari pernah ku dengar sebuah bintang berbicara pada bulan “Aku
tidak ingin lagi menemanimu mulai malam ini dan seterusnya” katanya.
“Kenapa?” tanya bulan “Padahal aku menyukaimu, aku menyukai malam-
malam dimana kau ada dan menemani ku hingga fajar menjelang” tetapi
bintang itu hanya diam meredup dan bersembunyi di balik mega.
Justeru kerana bulan menyukainya maka bintang itu menghilang. Aku
mengetahui hal itu kerana sebuah bintang lain yang adalah teman
karibnya mengatakannya padaku.
Cinta memang aneh, bukankah ia seharusnya mempersatukan?Bintang itu
mencintai bulan. Tetapi bulan tidak mencintainya, ia
hanya `menyukainya’. Siapa pula yang membeza-beza kan cinta dengan
suka? Kenapa bulan tidak membencinya saja, malah bulan menyukainya
sehingga bintang tidak mempunyai alasan untuk tidak menemaninya
malam nanti. Bintang yang sinarnya paling terang adalah bintang yang
berwarna biru.
Sebuah iklan tong gas yang sering kulihat di television juga selalu
membangga-banggakan produknya yang memiliki api biru, bukankah
bintang juga seperti api yang panas dan memberikan sinar?
Bintang yang sedang kuceritakan hanyalah sebuah bintang kecil yang
berwarna merah. Kerana itu ia tidak pernah dapat mengumpulkan
keberanian untuk berkata pada bulan “Akumencintaimu!”. Bulan sendiri
tidak pernah menganggap bintang sebagai lebih dari sahabat yang
selalu menemaninya setia pmalam, dan sesungguhnya bintang
mengetahuinya.
“Aku mencintai matahari” kata bulan “Ia dapat membuatku bersinar
indah diwaktu malam. Ia membuatku selalu ditunggu oleh para pencinta
malam. Ia membuatku selalu dinanti oleh para pujangga yang yang
menulis berbait-bait puisi tentang cinta hanya dengan melihat diriku
di langit malam. Anak-anak kecil menunggu kehadiranku agar dapat
bermain-main dilapangan di tengah kampung
Bintang tak pernah habis berfikir kenapa bulan mencintai matahari,
bulan bahkan hampir tak pernah bertemu denganmatahari dan ketika
mereka bertemupun bulan akan kehilangan sinarnya.
Kita menyebutnya gerhana matahari, saat itu kita tidak diperbolehkan
melihat langsung ke langit, katanya dapat merosak mata kita.
Matahari tidak pernah memikirkan bulan, ia hanya bersinar dan
memberikan sinarnya tanpa membeza-bezakan. Ia bahkan tidak
mengetahui kalau sinarnya dimanfaatkan oleh bulan untuk bersinar
dimalam hari. Ia hanya menganggap bulan sebagai benda yang kadang-
kadang menghalanginya memberi sinar kepada bumi.
Mungkin matahari mencintai bumi, aku tidak tahu kerana aku tidak
pernah bercakap-cakap dengan matahari dan bumi tidak pernah
bercerita tentang ini, sejujurnya aku tidak terlalu peduli.
Bintang merasa tidak mendapatkan keadilan. Kenapa bulan mencintai
matahari yang bahkan tidak pernah memikirkan bulan, dan bukan
mencintai bintang yang mencintai bulan dengan sepenuh hatinya?
Bintang juga merasa tak berdaya kerana walaupun ia ingin memberikan
seluruh sinarnya kepada bulan agar selalu kilau kemilau, bintang tak
dapat melakukannya kerana jaraknya yang sangat jauh.
Matahari juga adalah bintang, bintang merah yang sama seperti
dirinya, kerana letak nyalah matahari dapat terlihat lebih terang
daripada bintang. Tapi bintang adalah bukan matahari, kerana itu
bulan tidak mencintai bintang.
Cinta memang aneh. Kerana itu sekali lagi bintang berkata, kali ini
kepada semua teman-temannya “Aku tidak ingin lagi menemani bulan
mulai malam ini” kemudian ia menghilang (tak hanya meredup
danbersembunyi di balik mega) dan tak pernah lagi menemani bulan.
Aku akan memberitahu sebuah rahsia sekarang, BINTANG ITU ADALAH AKU.
Ia turun ke bumi sebagai bintang jatuh dan juga permintaan sepasang
kekasih agar mereka berdua dapat hidup berbahagia hingga akhir
hayatnya. Ia kemudian jatuh kerumahku dan menyusup ke dalam rahim
ibuku dan menjadi aku.
Dan betapa pun aku tak ingin lagi menemani bulan, kadang-kadang aku
akan sangat merindukannya
Dan aku akan menatap bulan dan mendengarkan percakapan semesta,
sambil berharap suatu hari nanti bulan akan dapat mencintai bintang.
Jika hari itu tiba aku akan terbang ke langit dan kembali menjadi
bintang yang akan selalu menemani bulan.

No comments:

Post a Comment